Friday, January 11, 2008

MAAF

Pada saat Nabi Muhammad masih di Makkah, disaat2 kamu Quraisy yang masih Kafir (tidak bersyukur adalah terjemahan asli dari Kufr, lawan kata Syukur atau Syukr), beliau memberikan nasehat2, dakwah, peringatan2, dan ajakan kepada semua orang yang beliau kenal untuk mengimani Tuhan dengen sepenuhnya.
Ada salah seorang kaum Quraisy saat itu yang sangat membenci Muhammad, ibarat sudah mendarah daging kebencian yang ada di hatinya kepada Nabi yang suci ini.
Kebetulan rumahnya berada ditepi jalan yang biasa ditempuh oleh Rasulullah kalau mau bersilaturahmi kepada sahabat2nya.
Yang terjadi adalah, setiap Rasulullah lewat rumahnya, pasti akan langsung kedengaran suaranya yang meludah ketanah, keras dan berulang, diiringi dengan umpatan2 yang terkadang didengar atau terkadang tidak didengar oleh rasulullah. Dan ini berlangsung sudah lama dan setiap hari.
Sampai suatu hari, saat rasulullah lewat jalan itu, tidak terdengar suara 'langganan' yang sering beliau dengar dari rumah tersebut. Rasulullah tersenyum, mungkin pikirnya orang tersebut sedang ada keperluan. Tapi sudah beberapa hari, gak juga muncul suara tersebut, Rasulullah heran. Beliau merasakan ada yang tidak beres dengan orang tersebut. Akhirnya rasulullah bertanya2 kepada orang2 disekitar daerah itu, kemanakah gerangan orang tersebut?
Kebanyakan orang2 lebih heran lagi, kenapa Muhammad bertanya tentang orang yang sudah jelas2 sangat membencinya, dan kebenciannya itu sering ditunjukkan secara nyata. Tapi mereka toh akhirnya memberi-tahukan juga kepada Rasulullah letak rumah orang tersebut.
Akhirnya Rasulullah mendatangi kerumahnya. Didapati oleh beliau, bahwa orang yang sering meludahi dan memaki2nya tersebut sedang berbaring sendirian, dalam keadaan sakit. Rasulullah akhirnya masuk kerumah orang tersebut, sembari tersenyum tulus dan memegang tangannya dengan penuh kasih, sambil didoakan agar segera sembuh.
Orang itu tiba2 menangis, dan berkata: "Wahai Muhammad... Saat aku sakit, orang2 yang aku hormati, yang aku hargai, yang aku puji2, tidak ada satupun yang menjengukku. Tapi engkau Muhammad, orang yang selalu kubenci dengan segenap darah dan hatiku, yang setiap saat melihatmu tidak pernah aku tidak memakimu, meludahimu, tapi cuma engkau yang datang menjengukku. Sungguh Mulia hatimu Muhammad. Sungguh mulia apa yang engkau ajarkan. Dan saksikan wahai saudaraku, mulai sekarang, aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Engkau adalah utusanNya.."

Pembaca, apa yang bisa kita simpulkan dari kisah ini?
Apakah kita pengikut ajaran beliau?
Tapi Pernahkan kita memaafkan kesalahan orang? Pernahkah kita mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah kita ucapkan sebagai tanda kita pengkikut beliau...
Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa. beliau adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang sempurna, pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan yang sempurna.
Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan teladanku yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna.

No comments: